Slider[Style1]

Index :. Berita Terbaru

VIEW ALL

Lumbung Pangan

Lumbung Energi

Pendidikan, Kesehatan & Olahraga

Ekonomi Religi Budaya

Makna Filosofi "Habis Gelap Terbitlah Terang" Yang Sebenarnya Serta Fakta- Fakta Sejarah RA Kartini .


Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya.  Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari  ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya,  sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa  yang saya pahami.”
Salah satu murid Mbah Kyai Sholeh Darat yang terkenal, tetapi bukan dari kalangan ulama adalah Raden Ajeng Kartini. Karena RA Kartini inilah Mbah Sholeh Darat menjadi pelopor penerjemahan Al-Qur’an ke Bahasa Jawa. Menurut catatan cucu Kyai Sholeh Darat (Hj. Fadhilah Sholeh), RA Kartini pernah punya pengalaman tidak menyenangkan saat mempelajari Islam. Guru ngajinya memarahinya karena dia bertanya tentang arti sebuah ayat Qur’an.
Biografi
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Surat Curhat Galau
Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, RA Kartini menulis;
Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya?
Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca.
Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya.
Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella?
RA Kartini melanjutkan curhat-nya, tapi kali ini dalam surat bertanggal 15 Agustus 1902 yang dikirim ke Ny Abendanon.
Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlu dan manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Alquran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya.
Jangan-jangan, guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepada aku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa. Kita ini teralu suci, sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya.
Bertemu Kyai Sholeh Darat
Kalau membaca surat surat Kartini yang diterbitkan oleh Abendanon dari Belanda, terkesan Raden Ajeng Kartini sudah jadi sekuler dan penganut feminisme. Namun kisah berikut ini semoga bisa memberi informasi baru mengenai apresiasi Kartini pada Islam dan Ilmu Tasawuf.
Mengapa? Karena dalam surat surat RA Kartini yang notabene sudah diedit dan dalam pengawasan Abendanon yang notabene merupakan aparat pemerintah kolonial Belanda plus Orientalis itu, dalam surat surat Kartini beliu sama sekali tidak menceritakan pertemuannya dengan Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang — lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sholeh Darat. Alhamdullilah, Ibu Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat, tergerak menuliskan kisah ini.
Takdir, menurut Ny Fadihila Sholeh, mempertemukan Kartini dengan Kyai Sholel Darat. Pertemuan terjadi dalam acara pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, yang juga pamannya.
Kemudian ketika berkunjung ke rumah pamannya, seorang Bupati Demak, RA Kartini menyempatkan diri mengikuti pengajian yang diberikan oleh Mbah Sholeh Darat. Saat itu beliau sedang mengajarkan tafsir Surat al-Fatihah. RA Kartini menjadi amat tertarik dengan Mbah Sholeh Darat.
Kyai Sholeh Darat memberikan ceramah tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertegun. Sepanjang pengajian, Kartini seakan tak sempat memalingkan mata dari sosok Kyai Sholeh Darat, dan telinganya menangkap kata demi kata yang disampaikan sang penceramah.
Ini bisa dipahami karena selama ini Kartini hanya tahu membaca Al Fatihah, tanpa pernah tahu makna ayat-ayat itu.
Setelah pengajian, Kartini mendesak pamannya untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. Sang paman tak bisa mengelak, karena Kartini merengek-rengek seperti anak kecil. Berikut dialog Kartini-Kyai Sholeh.
“Kyai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu menyembunyikan ilmunya?” Kartini membuka dialog.
Kyai Sholeh tertegun, tapi tak lama. “Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?” Kyai Sholeh balik bertanya.
“Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Al Quran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku,” ujar Kartini.
Kyai Sholeh tertegun. Sang guru seolah tak punya kata untuk menyela. Kartini melanjutkan; “Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”
Dialog berhenti sampai di situ. Ny Fadhila menulis Kyai Sholeh tak bisa berkata apa-apa kecuali subhanallah. Kartini telah menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar; menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.
Habis Gelap Terbitlah Terang
Dalam pertemuan itu RA Kartini meminta agar Qur’an diterjemahkan karena menurutnya  tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui artinya.  Tetapi pada waktu itu penjajah Belanda secara resmi melarang orang menerjemahkan al-Qur’an.  Mbah Sholeh Darat melanggar larangan ini, Beliau menerjemahkan Qur’an dengan ditulis dalam huruf “arab gundul” (pegon) sehingga tak dicurigai penjajah.
Kitab tafsir dan terjemahan Qur’an ini diberi nama Kitab Faidhur-Rohman, tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Kitab ini pula yang dihadiahkannya kepada R.A. Kartini pada saat dia menikah  dengan R.M. Joyodiningrat, seorang Bupati Rembang.  Kartini amat menyukai hadiah itu dan mengatakan:
Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya.  Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari  ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya,  sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa  yang saya pahami.”
{inilah dasar dari buku “Habis gelap terbitlah terang” bukan dari sekumpulan surat menyurat beliau,.. sejarah telah di simpangkan, (penulis red)}.
Melalui terjemahan Mbah Sholeh Darat itulah RA Kartini menemukan ayat yang amat menyentuh nuraninya yaitu:
Orang-orang beriman dibimbing Alloh dari gelap menuju cahaya (Q.S. al-Baqoroh: 257).
Dalam banyak suratnya kepada Abendanon,  Kartini banyak mengulang kata “Dari gelap menuju cahaya” yang ditulisnya dalam bahasa Belanda: “Door Duisternis Toot Licht.” Oleh Armijn Pane ungkapan ini diterjemahkan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang,” yang menjadi judul untuk buku kumpulan surat-menyuratnya.
Surat yang diterjemahkan Kyai Sholeh adalah Al Fatihah sampai Surat Ibrahim. Kartini mempelajarinya secara serius, hampir di setiap waktu luangnya. Namun sayangnya penerjemahan Kitab Faidhur-Rohman ini tidak selesai karena Mbah Kyai Sholeh Darat keburu wafat.
Kyai Sholeh membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Barat (baca: Eropa) berubah. Perhatikan surat Kartini bertanggal 27 Oktober 1902 kepada Ny Abendanon.
Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban.
Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan.
Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis; 
Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai.
Lalu dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis;
Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah.
*) Kyai Sholeh Darat Semarang adalah guru para ulama besar di indonesia diantaranya: KH. A.Dahlan (pendiri muhamadiyah) KH. Hasyim Asyari (pendiri Nahdlatul Ulama NU)

Lomba Tata Boga Warnai Peringatan Hari Kartini MI Unggulan Nurul Huda Temayang

kimtugupahlawan.com - Lomba Tata Boga merupakan lomba yang unik dengan bersaing dalam memasak baik masakan tradisional maupun masakan modern, memang jarang kita temui di Masyarakat lomba seperti ini, hari ini Sabtu, 23/04/2016 MI Unggulan Nurul Huda Temayang memberikan peluang kepada masyarakat Desa Temayang untuk berlomba menjadi yang terbaik dalam memasak tersebut.




Para peserta yang hadir diacara lomba tata boga ini datang dari berbagai elemen masyarakat terutama para wali murid MI Unggulan Nurul huda, peserta berjumlah sekitar 100 orang para ibu-ibu rumah tangga, masakan yang dilombakan di tata boga kali ini beraneka ragam seperti soto khas Bojonegoro, Bakso, sate, rawon dan masih banyak kuliner lain.

Acara ini dimulai pukul 07.30 WIB sampai jam 11.00 WIB, dengan dorasi waktu yang lama diharapkan para peserta lomba berhasil menyajikan makanan yang enak, kreatif, inovatif dan sesuai dengan lidah orang Bojonegoro. diharap nantinya para ibu-ibu yang mengikuti lomba tata boga ini bisa menambah ilmu kuliner tata boga.

semangat Hari kartini yang digelorakan MI Unggulan Nurul Huda Temayang ini tidak hanya dibidang pendidikan saja tetapi juga dalam bidang lain seperti tata boga, ini menggambarkan bahwa jiwa kartinimisme yang harus ditanam di para penerus bangsa tidak hanya dalam semangat pendidikan saja, tetapi juga ruh seorang wanita sebagai ahli tata boga harus di gali dikembangkan, agar warisan kuliner khas Indonesia tidak hilang dikemudian hari. (KIMTP/Rouf,Eza)

Semarak Hari Kartini, Sekolah Madrasah Lakukan Pawai Kartini-an

kimtugupahlawan.com - Hari Kartini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi kaum wanita. Hari kartini mengingatkan kita pada perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh Kartini.


Dia merupakan sosok pahlawan wanita yang patut diteladani dan menjadi inspirasi bagi kaum wanita Indonesia, tak terkecuali di Temayang, Bojonegoro. Ia yang banyak memperjuangkan hak-hak wanita dan mengangkat tinggi derajat kaum wanita, khususnya pada bidang pendidikan.
MTS Ma'arif Nu Islamiyah Temayang dan MI Unggulan Nurul Huda Temayang tepat hari ini Kamis, 21/04/2016 melakukan peringatan hari Kartini, dengan melakukan Pawai kartinian dengan memakai kostum unik ala Ibu Kartini. Acara ini sangat sukses dan lancar dengan dimulai pada pukul 8 pagi sampai pukul 10 pagi.
Pawai Kartinian dimulai dari halaman MTS Ma'arif NU Islamiyah Temayang, selanjutnya mengelilingi jalan raya yang ada di Desa Temayang dengan Kawalan patroli polsek Temayang, disamping itu antusias masyarakat yang dilewati pawai kartinian ini sangat senang, karena peristiwa ini jarang ada.
Mengambil hikmah dari acara ini diharap kepada kita semua terutama para pelajar/ peserta didik agar meneladani sikap dan kepribadian Ibu Kartini yang sangat luar biasa dalam berjuang, tanpa pantang menyerah untuk mencerdaskan generasi muda yang diharapkan suatu saat nanti yang akan datang menjadi insan yang cerdas dan berakhlakul karimah. KIMTP (Rouf) / Photografer (Yanikom)

Simalakama Petani Tanam Padi Ronde Kedua

kimtugupahlawan.com - Musim panen padi tahap pertama sudah dimulai sejak sekitar dua pekan yang lalu di wilayah Desa Temayang Kecamatan Temayang, dengan hasil rata-rata yang didapat para petani diwilayah ini berhasil dengan panen yang melimpah, karena tahun ini tanaman padi milik para petani tidak gagal panen atau tidak terserang penyakit sebagaimana tahun yang lalu.



Walaupun tahun ini masa tanam padi diwilayah Temayang rata-rata dimulai sejak awal januari yang bisa dikatakan lebih lambat sebagaimana jadwal seharusnya masa tanam bulan Desember. Alhamdulillah hasilnya bagus dan melimpah, dan tidak ada rintangan yang melintang seperti tahun yang lalu.

Akan tetapi kegalauan atau kebimbangan para petani untuk tanam priodik kedua ini telah terjadi, karena para petani diwilayah Temayang banyak yang trauma, disebabkan pada tahun kemarin 2015. tanam padi priodik kedua ini banyak yang gagal Total, Penyebab utama kegagalan utama adalah faktor air yang mengandalkan tadah hujan.

Secara geografis wilayah Temayang memang dialiri sungai pacal yang bersumber dari waduk pacal, wilayah pertanian Masyarakat Temayang jauh dari jangkauan sungai pacal yang berjarak berkisar 700 meter sampai 1 km, tentu untuk mendapat suplai air dari sungai pacal butuh biaya yang tidak sedikit, apalagi tidak ada irigasi yang bisa mengarah ke persawahan.

Kegalauan para petani untuk tanam padi kembali atau tidak menjadi spekulasi yang harus segera diatasi, agar tanam padi tahap kedua ini berjalan dengan sukses dan melimpah. salah satu strategi para petani adalah dengan menanam jenis padi Jerang kumis yang mempunyai durasi waktu masa panen hanya 60 hari. 

Para petani Temayang berkejaran dengan waktu musim hujan, kalau sudah terlanjur tanam padi  yang hanya mengandalkan tadah hujan periodik kedua antara bulan april - juni, jika ditengah perjalanan ternyata umpama musim kemarau dimulai bulan mei maka akan menjadi mimpi buruk para petani di Daerah Temayang dan sekitarnya. (KIMTP/Rouf)

Mortir Jepang Tinggalan Perang Dunia II Gemparkan Temayang

kimtugupahlawan.com - Sebuah mortir (Munisi) meriam berdiameter 105 mm yang diduga masih aktif peninggalan Jepang ditemukan di Desa Temayang, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Selasa (22/03/2016) pagi. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun menyebutkan, munisi tersebut ditemukan di parit, oleh seorang petani, Sungkono (50) warga di Desa Temayang, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro.
“Munisi tersebut ditemukan oleh Bapak Sungkono pada saat beliau sedang mengambil air di parit untuk menyemprot padinya” karena takut terjadi apa-apa dengan benda tersebut akhirnya Pak Sungkono langsung melapor ke Posramil Temayang, demikian ungkap Danposramil 0813-04/Temayang, Pelda Bowo.
Dikatakan lebih lanjut oleh Danposramil, setelah melihat benda yang mencurigakan itu, akhirnya pihaknya berkoordinasi dengan Polsek Temayang,  kemudian benda tersebut dibawa ke Posramil 0813-04/Temayang untuk dilakukan pengamanan.
“Atas temuan munisi berdiameter 105 mm dalam kondisi berkarat tersebut, yang diduga amunisi peninggalan Jepang hingga saat ini kami Aparat Gabungan masih terus berkoordinasi dan menunggu dari Tim Gegana Brimob Bojonegoro untuk dilakukan Identifikasi” tambah Pelda Bowo. (Berbagai Sumber)

Semarak Pekan Imunisasi Desa Temayang


Kimtugupahlawan.com. Mochlisiin Andi Irawan selaku camat Temayangdan H.Irfan selaku Kepala Desa Temayang melakukan pemantauan langsung pelaksanaan program pekan imunisasi nasional yang di Pendopo Desa Temayang Kecamatan Temayang, (Selasa, 8/3/2016). pelaksanaan program imunisasi pekan nasional di Desa Temayang ini diikuti oleh 39 ibu-ibu bersama balita.


Acara imunisasi dimulai pada pagi hari jam 08.00 sampai 11.00 WIB yang berjalan dengan lancar dan sukses. pelaksana imunisasi kali ini dipimpin langsung oleh Ny. Muchlisiin dan Bidan Desa Temayang beserta staff-staffnya. 

Antusias yang tinggi sebagai bentuk kesadaran memberikan imunisasi ini dibuktikan dengan ramainya dan sukses acara tersebut . sebagaimana yang disampaikan camat Temayang, "Program Pekan Imunisasi Nasional ini harus terealisiasi dengan baik, karena imunisasi Folio ini sangat penting bagi Balita"

Seperti kita ketahui bersama risiko penyebaran polio di Indonesia tetap tinggi selama virus polio liar masih bersirkulasi di dunia dan faktor risiko untuk terjadi penularan masih tetap ada karena masih terdapatnya daerah-daerah kantong dengan cakupan imunisasi polio rutin yang rendah selama beberapa tahun. 

Oleh karena itu, Khususnya Temayang harus melakukan pemberian imunisasi tambahan polio untuk mendapatkan kekebalan masyarakat yang tinggi sehingga akan dapat mempertahankan status bebas polio yang telah diperoleh dan juga sebagai upaya untuk mewujudkan Dunia Bebas Polio.
Sasaran kegiatan PIN adalah anak usia 0-59 bulan (balita), yang merupakan kelompok paling rentan untuk tertular virus polio, dan jangan sampai balita kita sampai terkena Virus Polio ini. (KIMTP/Eza)

Desa Temayang Darurat DB Sudah 2 balita Meninggal

kimtugupahlawan.com - Setelah hampir satu minggu kawasan Temayang tidak diguyur hujan, hari ini jumat (08/01/06) desa Temayang diguyur hujan lebat. memang ini yang ditunggu-tunggu oleh para petani yang telah mengalami keterlambatan menanam padi.






Disamping  kegembiraan para petani, ada juga kekuatiran menimpa masyarakat Temayang sebab kemari ada anak usia balita di Desa Temayang yang meninggal dunia sebab terkena DB (Demam Berdarah), kewaspadaan yang harus dilakukan disemua masyarakat untuk senantiasa hidup bersih terhadap lingkungan.


Pemerintah Desa Temayang telah mengadakan penyemprotan pembasmian nyamuk demam berdarah ( vogging ), sebelumya Nyamuk Demam Berdarah telah memakan 2 korban jiwa yakni di Dusun Pendem dan desa Temayang yang masing-masing masih usia belia. penyemprotan atau Vogging ini diharapkan bisa mencegah Nyamuk Demam Berdarah untuk berkembang dan memakan korban jiwa.


semoga saja ada penanganan lebih lanjut tentang penanganan Jenis Nyamuk ini yang diketahui telah memakan banyak korban jiwa tiap Tahunnya, Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) diwaspadai ciri cirinya dengan gejala  demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan persendian. dan bila ada yang mengalami ciri ciri seperti tersebut sesegera mungkin dibawa ke Rumah sakit. KIMTP (Eza)

Top